Background

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) Berbasis Resetting Mind-set

Latar belakang kiprah Kelompok Karunia Semesta

 

Pendahuluan

Kita semua, masing-masing, diciptakan untuk menjalani hidup agar semakin hari bisa semakin lebih baik. Secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, kita mempunyai hak untuk menjalani hidup agar selalu bertumbuh, berkembang, damai dan sejahtera. Namun sayang, sebagian dari kita tidak tahu bahkan tidak percaya dengan hak untuk sukses atau berkat sulung ini.

Yang kita alami di dalam hidup sehari-hari justru sebaliknya, kita hidup di dalam dunia yang tidak kondusif bagi kehidupan kita sekalian. Sehari-hari kita menemukan berbagai masalah, mulai dari masalah di tingkat individu, keluarga, tempat kerja, negara, bahkan tingkat dunia yang silih berganti. Kalau dikaji agak lebih kritis, keadaan yang tidak kondusif ini penyebab utamanya adalah karena ulah manusia sendiri. Manusia yang seharusnya bisa membangun kehidupan yang kondusif agar bisa selalu bertumbuh, berkembang, damai dan sejahtera dalam realisasinya belum bisa seperti itu. SDM yang seharusnya menjadi sumber solusi justru sebaliknya menjadi sumber permasalahan.

Sebenarnya setiap insan yang terlahir di dunia ini sudah dilengkapi dengan potensi sumberdaya yang dahsyat. Kita semua mempunyai potensi kekuatan yang luar biasa, yaitu potensi kekuatan yang bisa menjadikan kita terlepas dari berbagai permasalahan, atau menjadikan kita menjadi sumber solusi, bahkan bisa menjadikan kita mampu untuk meraih impian besar atau cita-cita setinggi bintang di langit. Semakin besar jumlah insan manusia yang bisa menjadi sumber solusi, akan semakin besar pula potensi SDM kita.

Proses perubahan SDM dari sumber permasalahan menjadi sumber solusi, dalam skala individu atau kelompok kecil sudah terbukti bisa terjadi. Sudah banyak orang yang mengalami metamorfosa, yang semula hidupnya bermasalah berubah menjadi sumber solusi dan sumber inspirasi bagi sesama di sekitarnya, misalnya:

• Joe Vitale, USA. Seorang tunawisma yang sekarang menjadi spesialis pemasaran tingkat dunia.
• Rhonda Byrne, Australia. Berhasil menghidupkan kembali bisnisnya yang selalu merugi. Saat ini aktif menjadi fasilitator pengembangan sumber daya manusia.
• Morris Goodman, USA. Dijuluki “Manusia Ajaib”, karena di tahun 1981 bisa pulih kembali setelah mengalami cidera yang berat dalam kecelakaan pesawatnya. Walaupun sebelumnya dokter memprediksi dia tidak akan pernah bisa berjalan, bicara dan berfungsi secara normal.
• Bob Proctor, USA. Murid Earl Nightingale yang merupakan pewaris kekuatan mental dari Napoleon Hill dan Andrew Carnegie. Telah berhasil menolong banyak orang di seluruh dunia dalam menciptakan kemakmuran dan kelimpahan.
• Patricia Saerang, Menado, Indonesia. Pelukis wanita kelahiran Menado yang tidak mempunyai kedua tangan. Ia bisa melukis dan menulis halus dengan kaki kirinya. Kekuatan di dalam dirinya telah menguatkannya menjadi wanita yang tegar dan hidup berkecukupan, walaupun tanpa kedua tangan.
• dll.

Mereka yang telah mampu merubah diri menjadi sumber solusi tersebut bersaksi bahwa semua itu bisa mereka lakukan karena mereka masing-masing telah melakukan penyusunan ulang cara berfikir mereka atau resetting mind-set. Metode resetting mind-set bisa dipelajari dan bisa diaplikasikan oleh siapapun yang berminat. Metode ini sangat cocok untuk menjadi foundasi atau dasar atau basis di dalam proses pemberdayaan SDM. Dengan semakin banyak insan manusia yang menguasai metode resetting mind-set akan semakin besar pula realisasi SDM yang berubah dari sumber permasalahan menjadi sumber solusi.

Kami bersama teman-teman di Kelompok Karunia Semesta dan Yayasan Karunia Alam Semesta, telah membuktikan bahwa metode resetting mind-set bisa dipelajari dan disebarluaskan. Sejak akhir tahun 2006, kami telah berbagi metode resetting mind-set ini melalui berbagai pelatihan kepada perorangan/individu maupun kelompok/organisasi. Dalam kesempatan ini, kami mengundang kepada berbagai pihak untuk ikut mendukung upaya pemberdayaan SDM berbasis resetting mind-set seperti ini, agar kita sekalian esok lusa bisa hidup di dalam masyarakat yang semakin hari semakin bertumbuh, berkembang, damai dan sejahtera secara bersama-sama.

Resetting mind-set

Yang membedakan diri kita, manusia, dengan mahkluk ciptaan yang lain (tetumbuhan dan hewan) adalah bahwa manusia mempunyai pikiran (mind). “Berpikir itulah yang mencirikan hakekat manusia, dan karena berpikirlah dia menjadi manusia,” demikian kata Jujun Suriasumantri.

Selain itu, pikiran kita juga mempunyai kekuatan yang dahsyat, yang bisa mendatangkan berkat atau sebaliknya. Menurut Napoleon Hill, “Sama seperti listrik akan memutar roda mesin industri, serta memberikan pelayanan yang berguna kalau dipakai secara konstruktif, atau bisa mencelakakan hidup manusia kalau digunakan secara salah, demikian juga dengan pikiran, bisa menuntun Anda menuju kedamaian dan kemakmuran, atau terjerumus ke jurang kemiskinan, kegagalan dan kematian.” Pada kesempatan yang lain, beliau juga menuliskan: “Seperti angin yang bisa mengantarkan kapal ke Timur dan yang lainnya ke Barat, pikiran akan mengangkat Anda ke atas atau menyeret Anda ke bawah, mengikuti cara Anda memasang layar dalam pikiran Anda.”

Untuk membantu pemahaman kita tentang pikiran, biasanya menggunakan analog komputer atau laptop. Komputer atau laptop umumnya mempunyai 3 (tiga) komponen utama, yaitu CPU, hardware dan software. Dengan menggunakan analog ini, CPU bisa dianalogkan dengan tubuh kita, otak kita sebagai hardware, dan yang menjadi software adalah pikiran kita.

Sebuah komputer atau laptop akan bermanfaat luar biasa bila di-setting atau diisi program-program yang bermanfaat. Sebaliknya bila berisi program-program yang tidak baik atau penuh dengan virus-virus pengganggu maka komputer atau laptop tersebut juga hanya berfungsi untuk hal-hal yang tidak baik atau malahan mengalami hanging. Bila sudah terlanjur ter-setting tidak baik, agar komputer bisa kembali bermanfaat luar biasa, maka software di dalam komputer atau laptop tersebut perlu di-setting ulang (resetting), semua virus perlu dieliminir, dan program-program yang tidak baik diganti dengan program-program yang bermanfaat.

Pikiran manusia secara umum terbagi menjadi dua, yaitu pikiran sadar (12%) dan pikiran bawah sadar (88%). Pikiran sadar yang dominan adalah mengidentifikasi informasi yang masuk, membandingkan, menganalisis dan memutuskan. Sedangkan pikiran bawah sadar antara lain spontan seperti anak kecil, jujur dalam merespon berbagai masalah, bisa mengingat kembali berbagai informasi yang sudah tersimpan di dalam pikiran, sebagai sumber emosi, dan lebih cerdas dari pada pikiran sadar.

Selain itu, pikiran kita juga memanfaatkan kedua sisi otak kita, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri mempunyai fungsi untuk: berpikir logis, rasional, sangat teratur, berurutan, menulis, membaca, detail dan fakta, serta analisis. Sedangkan otak kanan berfungsi untuk: berpikir intuitif, perasaan, emosi, melompat-lompat, bebas, musik, seni, menyeluruh dan kreativitas, serta sintesis.

Cara seseorang mempergunakan pikiran, yang meliputi pikiran sadar dan bawah sadar, serta pemanfaatan fungsi otak kiri dan otak kanan inilah yang akan membedakan siapa diri seseorang tersebut. Apabila cara mempergunakannya kurang tepat/pas akan bisa menjadikan diri seseorang menjadi sumber masalah. Sebaliknya bila cara mempergunakannya bisa cocok atau tepat atau selaras dengan semesta, maka akan bisa menjadikan diri seseorang tersebut menjadi sumber solusi, di manapun dia berada, kapan pun, dan dalam kondisi seperti apapun.

Secara empiris, sudah banyak orang yang hidupnya menjadi lebih baik setelah melakukan penyusunan ulang cara berfikir mereka atau resetting mind-set, walaupun sebelumnya mereka semua penuh dengan permasalahan hidup yang tidak pernah tuntas. Berbagai permasalahan yang bisa tuntas dengan resetting mind-set antara lain:
* Berhasil dalam pendidikan
* Mendapat anugerah kesembuhan
* Mendapatkan pekerjaan
* Berhasil dalam usaha, bisnis, bertani, dll.
* Menemukan pasangan hidup
* Meraih ketenteraman hidup berumah tangga
* Menemukan orang yang tidak tahu rimbanya
* Berhasil dalam hal lain-lain

Kepemimpinan

Di satu sisi seseorang bisa sukses dengan resetting mind-set, di sisi lain perkembangan ilmu kepemimpinan (leadership) yang senantiasa berkembang mulai membahas dan menyebarluaskan kepemimpinan transformasional atau kepemimpinan horizontal. Di dalam model kepemimpinan horizontal, diperlukan seorang pemimpin dengan kompetensi yang komprehensip terutama mempunyai SQ (kecerdasan spiritual) yang tinggi. Ciri-ciri seseorang yang mempunyai SQ tinggi kurang lebih sama dengan mereka yang telah melakukan resetting mind-set.

Menurut Danar Zohar dan Ian Marshal ciri-ciri orang dengan SQ tinggi meliputi:

• Berkemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaannya
• Cenderung untuk memandang segala hal itu berkaitan (holistik)
• Mampu untuk bersikap fleksibel (secara aktif dan spontan)
• Cenderung untuk bertanya “bagaimana jika?” atau “mengapa?” ketika mencari jawaban yang paling mendasar
• Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi
• Memiliki kualitas hidup yang didasari dari visi dan nilai-nilai
• Merupakan pemimpin yang bertanggungjawab serta berpengabdian
• Mampu untuk menghadapi dan melewati rasa takut
• Menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kerugian yang tidak perlu.

Dengan kata lain resetting mind-set merupakan basis dari kompetensi kepemimpinan horizontal. Oleh karena itu, bagi mereka yang telah melakukan resetting mind-set apabila diperlengkapi dengan konpetensi untuk berbagi, negosiasi dan resolusi konflik bisa diharapkan akan mampu menjadi seorang pemimpin yang tangguh.

Pemberdayaan SDM

Begitulah gambaran garis besar pemberdayaan SDM yang ditekuni oleh Kelompok Karunia Semesta dan Yayasan Karunia Alam Semesta. Dengan motto: “Saling berbagi membangun hidup bermartabat,” kelompok ini memberi pelayanan: konsultasi, mentoring, pendampingan & coaching/pelatihan.

Kegiatan rutin yang dikerjakan antara lain memberi pelayanan sosial, konsultasi, pendampingan dan mentoring kepada anggota masyarakat yang memerlukan bantuan untuk menyelesaikan permasalah sosial, ekonomi. pendidikan, kesehatan, dll., agar bisa:
* Berhasil dalam pendidikan
* Mendapat anugerah kesembuhan
* Mendapatkan pekerjaan
* Berhasil dalam usaha, bisnis, bertani, dll.
* Menemukan pasangan hidup
* Meraih ketenteraman hidup berumah tangga
* Menemukan orang yang tidak tahu rimbanya
* Berhasil dalam hal lain-lain

Di samping itu, KKS juga memberi coaching/pelatihan pengembangan sumber daya manusia, a.l. Pelatihan Shifting Character for Success, Self Empower, Menjadi Pemimpin yang Tangguh, Pelatihan Teamwork Berkinerja Prima, dan Pelatihan Soft-skills: inisiatif, inovasi, decision making, problem solving, manajemen waktu, pendelegasian, resolusi konflik, manajemen teamwork, PDCA/PDSA, strategic planning, dll.

Pelayanan sosial dan pelatihan ini semua bisa tetap berlanjut dan berkembang karena dukungan pikiran, fasilitas dan dana sukarela dari para pengurus, beberapa donatur perorangan dan masukan dari para peserta pelatihan. Kami percaya bahwa pelayanan sosial dan pelatihan ini masih perlu untuk dikembangkan lebih lanjut agar bisa meluas dan menyebar ke seluruh penjuru Indonesia, bahkan di tingkat Internasional. Untuk itu kami sangat mengharapkan dan mengundang kepada berbagai pihak untuk ikut mendukung upaya pemberdayaan SDM berbasis resetting mind-set ini.

Kepada siapapun yang ingin bekerjasama, atau memberi dukungan, atau mengirimkan bantuan. atau menjadi donatur untuk pelatihan dan pelayanan sosial ini, atau untuk keperluan lain-lain, dengan tangan terbuka kami siap bekerjasama demi mewujudkan masa depan masyarakat yang semakin bertumbuh, berkembang, damai dan sejahtera secara bersama-sama.

Ingin memberi dukungan pelayanan KKS, di sini.

Salam,
Dwiatmo Kartiko

-o0o-

Tempat pelayanan sosial dan keterangan lain-lain dapat dilihat di sini

Beberapa proposal pelatihan dapat dilihat di
►Pelatihan Self Empower
►Pelatihan Teamwork
►Pelatihan Leadership atau Pelatihan Kepemimpinan
►Pelatihan Shift Character for Success

Informasi lebih lanjut tentang pengembangan SDM, dll., di sini.

—o0o—