Islam artinya berserah diri kepada Allah

Teman saya di FB, Agung Webe, yang saya ketahui nama kecilnya Agung Wibowo, menulis tentang hasil penyelaman beliau mengenai ajaran Islam. Ayat yang tertulis pada Al Quran, Surat Al Imran: 19,  “Innaddina ‘Indallahil Islam“ (Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam) setelah diselami ternyata mempunyai maksud yang sungguh mulia bagi siapa saja.

Maksud dari ayat tersebut ternyata sangat mulia dan justru meniadakan ego manusia. Seperti disampaikan dalam tulisannya,  “Innaddina ‘Indallahil Islam“ (Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam) mengandung maksud “Sesungguhnya jalan yang diridhai Allah hanyalah berserah diri kepada Allah.” Luar biasa.

Silakan langsung saja membaca tulisan di bawah ini.

-o0o-

Islam Bukan Sebagai Lembaga Namun Ajaran Berserah Diri

Oleh Agung Webe

Saya bukanlah ahli tafsir, untuk itu saya tidak mempunyai pretense untuk menafsirkan. Saya hanya mempunyai visi tentang ayat di bawah ini, dan saya mencoba untuk menuangkannya menjadi rangkaian kalimat yang saya susun. Ini adalah pandangan pribadi saya yang terlepas dari ilmu tafsir, sehingga saya menamakan hal ini adalah penyelaman saya terhadap kedalaman ayat tersebut.

Al Quran, Surat Al Imran: 19,  “Innaddina ‘Indallahil Islam“ (Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam)

“Hari ini Aku lengkapi bagimu agamamu ( yaitu Islam ), dan Aku sempurnakan bagimu akan nikmat-Ku, dan Aku ridha Islam sebagai agamamu “(Qs Al Maidah : 3 )

Arti dari ayat “Innaddina ‘Indallahil Islam” yang diartikan Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam

Dan Qs Al Maidah : 3 “ ……… Aku ridha Islam sebagai agamamu “

Dijadikan ayat yang dapat menimbulkan fanatisme kelompok dan berpotensi untuk menyalahkan keyakinan lainnya, dimana kepercayaan bahwa hanya agamaku yang diterima Allah dan hanya agamaku yang benar menjadi slogan kebenaran.

Bahkan ada yang mengartikan “Innaddina ‘Indallahil Islam” menjadi ‘Agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam’. Darimana mereka mengartikan kata ‘benar’ tersebut?

Bila kita artikan secara harafiah dari ayat Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam dan Aku ridha Islam sebagai agamamu, maka kita menemukan bahwa hanya Islam yang diridhai dan benar disisi Allah.

Disini yang menjadikan masalah adalah arti dari Islam itu sendiri. Ada dua makna Islam yang banyak dirancukan oleh kebanyakan orang. Yaitu Islam sebagai lembaga dan Islam sebagai ajaran. Islam sebagai lembaga adalah islam yang mewadahi atau menaungi orang-orang yang masuk dalam wadah Islam tersebut, sementara ajaran Islam adalah sebuah ajaran yang bisa dipelajari oleh siapa saja dan bebas diselami oleh siapa saja.

Islam sebagai ajaran harus kita maknai dari sisi arti Islam itu sendiri dalam bahasa Arab. Menurut Wikipedia, Islam adalah berserah diri kepada Allah. Jadi Islam tidak dipandang sebagai lembaga, namun sebagai sebuah ajaran atau metode.

Dalam kalimat “Innaddina”, ‘Din’ itu sendiri diartikan sebagai ‘jalan’ atau agama, karena agama dapat diartikan juga sebagai ‘jalan’.

Jadi kita bisa melihat bahwa kalimat Agama Islam dapat diartikan Jalan berserah diri kepada Allah.

Bila kita mengartikan Islam sebagai lembaga, maka kerancuan dalam ayat “Innaddina ‘Indallahil Islam“ (Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam) akan terjadi. Yang kemudian dipahami bahwa agama yang diridhai Allah hanyalah lembaga Islam.

Mari saya ajak untuk mengartikan secara luas dan menyeluruh dimana ‘Din’ kita maknai sebagai ‘jalan’, dan ‘Islam’ kita maknai sebagai ‘berserah diri kepada Allah

Sehingga ayat “Innaddina ‘Indallahil Islam” dapat kita selami menjadi “Sesungguhnya jalan yang diridhai Allah hanyalah berserah diri kepada Allah

Islam yang kita maknai bukan sebagai lembaga akan menemukan makna yang sangat luas yaitu sebagai Ajaran. Lembaga adalah buatan manusia sedangkan Ajaran adalah diturunkan oleh Allah itu sendiri.

Apabila ayat “Innaddina ‘Indallahil Islam” yang sudah kita selami menjadi “Sesungguhnya jalan yang diridhai Allah hanyalah berserah diri kepada Allah” maka kita akan melihat keluar dari tembok fanatisme yang keras.

Artinya, seseorang yang sudah masuk dalam lembaga Islam dan sudah bersyahadat sebagai syarat ia memeluk agama Islam atau sudah melakukan syarat dan rukun-rukun dalam Islam, apakah ia sudah diridhai oleh Allah disisiNya? Belum tentu! Kenapa? Karena untuk diridhai disisi Allah bukan hanya setelah ia mengaku Islam, bukan hanya setelah ia membaca Syahadat, bukan hanya setelah ia menggunakan atribut-atribut Islam. Namun setelah ia melakukan berserah diri kepada Allah.

Sekarang pertanyaannya adalah, Apabila ayat “Innaddina ‘Indallahil Islam” yang sudah kita selami menjadi “Sesungguhnya jalan yang diridhai Allah hanyalah berserah diri kepada Allah” apakah itu hanya monopoli milik lembaga Islam? Bagaimana kalau ada orang di luar lembaga Islam namun ia berserah diri kepada Allah? Tentu saja sesuai maknanya maka seseorang yang sudah berserah diri kepada Allah adalah bisa dikatakan sudah Islam (bukan makna lembaga namun ajaran) dan tentunya diridhai oleh Allah.

Dengan makna tersebut, apakah seseorang akan ngotot lagi bahwa hanya Islam (lembaganya) yang merupakan agama (jalan) yang hanya diridhai oleh Allah?

Setidaknya saya menemukan makna bahwa yang diridhai oleh Allah bukan lembaga buatan manusia (lembaga Islam) namun tindakan berserah diri (jalan Islam). Jadi sekali lagi, bagi saya dan bagi penyelaman saya,

Bahwa Al Quran, Surat Al Imran: 19,  “Innaddina ‘Indallahil Islam“ (Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam)

dan

“Hari ini Aku lengkapi bagimu agamamu ( yaitu Islam ), dan Aku sempurnakan bagimu akan nikmat-Ku, dan Aku ridha Islam sebagai agamamu “(Qs Al Maidah : 3 )

Merupakan makna yang sangat luas dan tidak dibatasi hanya sebagai lembaga saja. Untuk itu dalam membaca ayat tersebut, kata Islam saya maknai sebagai ‘jalan berserah diri kepada Allah’ sehingga saya tidak membatasi hanya monopoli milik Islam sebagai lembaga.

Siapa saja yang berjalan di jalan yang didalamnya mengandung langkah berserah diri kepada Allah ia akan diridhai oleh Allah! Apapun nama jalan itu, apapun jenis jalan itu, betapapun banyaknya jalan itu, bila ia menerapkan metode berserah diri kepada Allah, ia akan diridhai olehNya!

Salam malam seribu bulan!

 

Sumber: http://filsafat.kompasiana.com/2012/08/11/islam-bukan-sebagai-lembaga-namun-ajaran-berserah-diri/

-o0o-

Informasi tentang pengembangan SDM, dll., di sini.

—o0o—

 

About karuniasemesta

Kelompok Karunia Semesta (KKS) merupakan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dengan motto: "Saling berbagi membangun hidup bermartabat." Kelompok ini memberi pelayanan: konsultasi, mentoring, pendampingan & coaching/pelatihan. Kegiatan rutin yang dikerjakan antara lain memberi pelayanan sosial, konsultasi, pendampingan dan mentoring kepada anggota masyarakat yang memerlukan bantuan untuk menyelesaikan permasalah sosial, ekonomi. pendidikan, kesehatan, dll. Di samping itu, KKS juga memberi coaching/pelatihan pengembangan sumber daya manusia, a.l. Pelatihan Shifting Character for Success, Menjadi Pemimpin yang Tangguh, Self Empower, Pelatihan Teamwork Berkinerja Prima, dan Pelatihan Soft-skills: inisiatif, inovasi, decision making, problem solving, manajemen waktu, pendelegasian, resolusi konflik, manajemen teamwork, PDCA/ PDSA, strategic planning, dll. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi Kantor Pusat: Perum Jatisawit Asri, Balecatur, Gamping, Sleman 55295. Tlp 0274 2149528, Hp/sms 08157933667, 08886829663 e-mail: dkartiko@yahoo.com; tim_karunia@yahoo.co.id. Kontak: Dwiatmo Kartiko Dwiatmo Kartiko lahir di Blora pada 30 Mei 1963. Masa kecil hingga menyelesaikan SMA dijalani di kota kecil di Jawa Tengah tersebut. Pada tahun 1986, menyelesaikan pendidikan S-1 Geografi di Univ. Gadjah Mada Yogyakarta. Setelah lulus, sempat mengajar di Univ. Kristen Satya Wacana, Salatiga, selama 3 (tiga) semester, hingga pertengahan tahun 1988. Setelah itu, kegiatan sehari-harinya dihabiskan dengan menggeluti dunia LSM yang berfokus pada pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan lingkungan, baik di LSM lokal maupun LSM Internasional, mulai dari UPKM/CD RS Bethesda Yogyakarta, WALHI Yogyakarta, PELKESI dan diteruskan masuk menjadi staf PLAN Internasional Indonesia. Mulai tahun 2000, dunia usaha menjadi impian hidupnya, sambil masih terus terlibat di dalam dunia pemberdayaan SDM. Itulah sebabnya, sejak tahun 2006 pengembangan SDM menjadi fokus aktivitas sehari-harinya, dengan menjadi fasilitator pemberdayaan SDM secara individual dan kelompok, baik itu organisasi atau perusahaan. Saat ini bersama isteri dengan dua anak, tinggal di Perum Jatisawit Asri, Balecatur, Gamping, Sleman 55295. Bisa dikontak via Tlp 0274 2149528, Hp/sms 08157933667; 08886829663; e-mail: dkartiko@yahoo.com; tim_karunia@yahoo.co.id.
This entry was posted in Paper and tagged , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment